Minggu, 29 Januari 2017

Student facilitator and explaining

Sebagai sampel adalah siswa smp negeri 42 Bandung kelas 7 & 8 
Oleh : Lilis Kartika SPd
Sekolah  S2 nya di UNPAS lagi berjalan
Follow IG "Teacher_Abad21"



Adalah suatu model pembelajaran yang dapat mengaktif kan siswa belajar matematika secara aktif kreatif 



Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan pemecahan masalah (Depdiknas, 2002) Kemampuan ini sangat diperlukan khususnya dalam menghadapi perkembangan IPTEKS yang semakin pesat dan diwarnai oleh suasana global selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pembelajaran hendaknya berlandaskan konstruktivisma, berpusat pada siswa, dan belajar dengan pemahaman melalui belajar dengan melakukan, serta mengacu pada empat pilar UNESCO (Soedijarto, 2004) yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Sebagai implikasi dari prinsip di atas, maka bahan ajar matematika hendaknya disusun sedemikian sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembangnya: (1) kemampuan mengkonstruksi konsep dan teorema berdasarkan pada pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimilikinya; (2) kemampuan berpikir tingkat
tinggi misalnya berpikir kritis dan kreatif melalui soal-soal pemecahan masalah; (3) kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, (4) sifat menghargai dan memahami pendapat yang berbeda serta saling menyumbang ide melalui kerja kelompok; dan (6) sikap kerja keras, ulet, disiplin, jujur, serta motif berprestasi dalam matematika. Saran terhadap pembelajaran matematika di atas, sejalan dengan pendapat beberapa pakar antara lain: (1) pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk belajar berpikir matematis (Surakhmad, 2004), (2) pembelajaran merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar (Sukmadinata, 2004), (3) pembelajaran hendaknya memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya melalui berbagai jenis bantuan yang tidak langsung (Vygotsky dalam Budiningsih, 2005).

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan mutu pendidikan akan membuat warga negara memiliki keterampilan hidup (life skill) sehingga memiliki kemampuan mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.Pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menghadapi tantangan abad 21. Dabbagh (2007) memberikan karakteristik ketrampilan abad 21 sebagai berikut:
1. Keterampilan Belajar Sosial; keterampilan ini meliputi kemampuan mengambil keputusan, berkomunikasi, membangun kepercayaan, dan manajemen konflik yang kesemuanya itu merupakan komponen penting atau unsur utama dari kolaborasi yang efektif. Hal ini diperlukan untuk membangun leadership dan menjadi bagian dari suatu tim, dimanapun berada baik sebagai karyawan, maupun sebagai anggota sosial masyarakat baik skala mikro (keluarga) sampai skala internasional.
2. Keterampilan Dialogis (Discursive Skills); keterampilan ini meliputi kemampuan mendiskusikan suatu isu secara kritis, berbagi ide dan argumentasi secara rasional dan logis, bernegosiasi dan menunjukkan keterbukaan (berpikiran positif) terhadap berbagai perspektif yang berbeda serta mampu menjadi pendengar efektif.
3. Keterampilan evaluasi diri dan kelompok (introspeksi); artinya kemampuan diri untuk akuntabel terhadap segala sesuatu yang dibebankan di pundaknya dan timnya, aktif dan komitmen terhadap aktifitas kelompoknya, bekerja dengan penuh tanggung jawab, saling membantu dan saling mengisi. Dalam hal ini, setiap individu harus memiliki kemampuan berpikir sistemik, sehingg setiap permasalahan dilihat dari berbagai perspektif dan tidak mengkambing hitamkan orang lain.
4. Keterampilan refleksi; ini adalah kemampuan untuk mengambil hikmah/pelajaran dari berbagai hal. Lebih jauh lagi adalah kemampuan untuk melakukan perubahan (membebaskan diri dari status quo), menerima input, masukan dan kritik dari pihak luar, serta memperbaiki diri maupun kelompok secara terus menerus.
Membangun siswa agar memiliki keterampilan abad 21 tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri. Paradigma pembelajaran lama sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Paradigma pendidikan modern yang lebih bersifat student-centered dan constructive learning sebaiknya segera dilakukan mulai saat ini, mulai dari hal yang kecil/sederhana. Paradigma pembelajaran konvensional berubah. Pembelajaran berpusat pada guru, berubah menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya, belajar melalui penemuannya dan siswa dapat menentukan sendiri tingkat capaian pembelajarannya. Peran guru berkembang menjadi fasilitator. Memfasilitasi siswa untuk melakukan pembelajaran. Guru lebih banyak menyiapkan alat bantu (scaffolding) bagi proses pembelajaran, dan memastikan bahwa standar tercapai. Mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat tergantung dari ketrampilan dan kemampuan guru dalam mengelola dan memilih metode pembelajaran yang tepat bagi anak didiknya. Pada abad 21 nanti, ketika profesionalisme guru menjadi prasyarat utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka hal-hal yang berkait dengan upaya peningkatan kualitas guru harus sudah bisa diklarifikasi. Dengan kata lain pada abad 21 sistem kesejahteraan guru di Indonesia haruslah dapat ditangani secara lebih baik sehingga benar-benar sebanding dengan beratnya tantangan serta kompleksnya tugas, begitu pula sistem pengadaan, pengelolaan, dan pengembangan karir guru harus ditangani secara baik pula sehingga dapat memotivasi guru untuk berperilaku secara profesional demi mewujudkan para guru abad 21 .
  Menurut International Society for Technology in Education karakteristik keterampilan guru abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi keterampilan guru abad 21 kedalam lima kategori, yaitu :

1.        Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, dengan indikator diantaranya adalah sebagai berikut :

·       Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif.

·       Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata (real world) dan memecahkan permasalahan otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital.

·       Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual dan proses kreatif siswa.

·       Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui lingkungan virtual.

2.        Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital, dengan indikator sebagai berikut :

·       Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang mengintegrasikan tools dan sumebr digital untuk mendorong belajar dan kreatifitas siswa.

·       Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang memungkinkan semua siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan aktif dalam menyusun tujuan belajarnya, mengelola belajarnya sendiri dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.

·       Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat memenuhi strategi kerja gaya belajar dan kemampuan menggunakan tools dan sumber-sumber digital yang beragam.

·       Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi proses belajar siswa maupun pembelajaran secara umum.

3.        Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator sebagai berikut :

·       Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru.

·       Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-tool dan sumber  digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa.

·       Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif  kepada siswa, orang tua, dan sejawat menggunakan aneka ragam format media digital.

·       Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada tool-tool digital terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk mendukung penelitian dan belajar.

4.        Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan indikator diantaranya sebagai berikut :

·       Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis dalam menggunakan teknologi informasi digital, termasuk menghagrai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar.

·       Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital dan sumber belajar digital lainnya.

·       Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi sosial terkait dengan penggunaan teknologi informasi.

·       Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan kesadaran global melalui keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan siswa dari budaya lain menggunakan tool komunikasi dan kolaborasi digital.

5.        Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan indikator sebagai berikut :

·       Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali penerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan pembelajaran.

·       Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi teknologi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.

·       Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek profesional terkini terkait dengan penggunaan efektif daripada tool-tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan pembelajaran.

·       Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan profesi  guru baik di sekolah maupun dalam komunitas..Pengajaran konvensional saat ini memicu banyak masalah dan menjadi salah satu kendala dalam mencapai keberhasilan pembelajaran matematika saat ini, hanya siswa yang rajin yang pandai menyimak saja yang mempunyai keberhasilan dalam pembelajarn matematika . Siswa lain yang tidak pandai menyimak tidak pandai menyerap akan jauh tertinggal dengan siswa  yang mempunyai kelebihan bisa menyerap pelajaran dengan baik. Hal ini menjadi suatu dilema bagi guru satu sisi dengan pembelajaran konvensional materi banyak yang dapat tersampaikan sisi lain bagi siswa yang kurang dalam menyerap materi pembelajaran akan jauh tertinggal dengan teman teman nya. Hal ini memotivasi saya  untuk dapat meneliti sejauh mana keberhasilan  PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EKSPLAINING  MELALUI KEGIATAN PRESENTASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN  BERFIKIR KRITIS PADA SISWA  SMP 


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan: SMP NEGERI 42 BANDUNG
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran    : Matematika
Topik   : ALJABAR
Waktu : 2 × 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 

Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran materi penjumlahan Aljabar ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat menentukan penjumlahan bentuk Aljabar  yang meliputi:

Menyebutkan koefien,variabel dan konstanta
Menentukan penjumlahan aljabar beberapa suku

Kompetensi Dasar 

Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.

3.6  Menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya menggunakan masalah kontekstual  
3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan,     perkalian, dan pembagian) 


Indikator Pencapaian Kompetensi  

Terlibat aktif dalam pembelajaran aljabar.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Menentukan hasil  penjumlahan Aljabar
Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan operasi hitung aljabar.


Materi Pembelajaran  
"Penjumlahan dan Pengurangan Pada Bentuk Aljabar"


Operasi hitung pada bentuk aljabar sama seperti operasi hitung pada bilangan bulat yang meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan. Nah pada postingan ini Mafia Online hanya membahas tentang penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.

Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan koefisien pada suku-suku yang sejenis. Misalnya 2x + 3x = (2+5)x, 3y + ½y = (3 + ½)y, 4p3 – 7p3 = (4 – 7)p3, 4m – ½m = (4 – ½)m, 10x2 – 6x2 = (10 – 6)x2 dan lain sebagainya. Sedangkan jika suku-sukunya tidak sejenis maka bentuk aljabar itu tidak bisa dilakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, misalnya 4x2 – 3x atau p3 + p2 tidak bisa dilakukan operasi penjumlahan atau pengurangan karena memiliki suku yang berbeda.
Untuk memantapkan pemahaman Inilah contoh2

Contoh Soal 1

Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.

a) –4ax + 7ax

b) (2x2 – 3x + 2) + (4x2 – 5x + 1)

c) (3a2 + 5) – (4a2 – 3a + 2)

Penyelesaian:

a) –4ax + 7ax = (–4 + 7)ax = 3ax

b) (2x2 – 3x + 2) + (4x2 – 5x + 1)

= 2x2 – 3x + 2 + 4x2 – 5x + 1

= 2x2 + 4x2 – 3x – 5x + 2 + 1

= (2 + 4)x2 + (–3 – 5)x + (2 + 1)

= 6x2 – 8x + 3

c)   (3a2 + 5) – (4a2 – 3a + 2)

= 3a2 + 5 – 4a2 + 3a – 2

= 3a2 – 4a2 + 3a + 5 – 2

= (3 – 4)a2 + 3a + (5 – 2)

= –a2 + 3a + 3

Contoh Soal 2

Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut.

a. 8p – 3 + (–3p) + 8

b. 9m + 4mn + (–12m) – 7mn

c. 2a2 + 3ab – 7 – 5a2 + 2ab – 4

d. 4x2 – 3xy + 7y – 5x2 + 2xy – 4y

e. –4p2 + 3pq – 2 – 6p2 + 8pq – 3

f. 12kl – 20mn –5kl – 3mn

Penyelesaian:

a. 8p – 3 + (–3p) + 8

= 8p + (–3p) – 3 + 8

= 8p –3p + 8 – 3

= (8 – 3)p + (8 – 3)

= 5p + 5

b. 9m + 4mn + (–12m) – 7mn

= 9m + (–12m) + 4mn – 7mn

= 9m –12m + 4mn – 7mn

= (9 –12)m + (4 – 7)mn

= –3m – 3mn

c. 2a2 + 3ab – 7 – 5a2 + 2ab – 4

= 2a2 – 5a2 + 3ab + 2ab – 4 – 7

= (2 – 5)a2 + (3+ 2)ab + (– 4 – 7)

= – 3a2 + 5ab – 11

d. 4x2 – 3xy + 7y – 5x2 + 2xy – 4y

= 4x2 – 5x2 + 2xy – 3xy + 7y– 4y

= (4 – 5)x2 + (2– 3)xy + (7– 4)y

= –x2 – xy + 3y

e. –4p2 + 3pq – 2 – 6p2 + 8pq – 3

= –4p2 – 6p2 + 8pq + 3pq – 3 – 2

= (–4 – 6)p2 + (8 + 3)pq + (– 3 – 2)

= –10p2 + 11pq – 5

f. 12kl – 20mn –5kl – 3mn

= 12kl – 5kl – 20mn – 3mn

= (12 – 5)kl + (– 20 – 3)mn

= 7kl – 23mn



Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining 

Media Pembelajaran
Kertas plano atau lembar kerja siswa
Slide share 

Sumber Belajar
Buku siswa 
Buku guru
Referensi lain yang mendukung
Searching internet


Langkah – langkah Pembelajaran

Penilaian Hasil Belajar
Prosedur Penilaian:

Instrumen penilaian
Tes tertulis

Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.

a) –4ax + 7ax

b) (2x2 – 3x + 2) + (4x2 – 5x + 1)

c) (3a2 + 5) – (4a2 – 3a + 2)


Catatan: 
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah. 

Soal individu

NAMA          :
KELAS       :
NO.ABSEN :

Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut.

a. 8p – 3 + (–3p) + 8

b. 9m + 4mn + (–12m) – 7mn

c. 2a2 + 3ab – 7 – 5a2 + 2ab – 4

d. 4x2 – 3xy + 7y – 5x2 + 2xy – 4y

e. –4p2 + 3pq – 2 – 6p2 + 8pq – 3










LEMBAR KERJA SISWA

       Mata Pelajaran : Matematika
       Kelas/Semester : VII/1
       Materi   : Aljabar
       Tahun Pelajaran  : 2016/2017
       Waktu Pengamatan : 10 menit

Nama Anggota Kelompok:
.............. 3.  ..............
.............. 4.  ..............

2. Sederhanakan bentuk aljabar berikut :

a. 3x2  – 4 x2 + 7x – 2 x + 1

b. 4x2 – 2y + 1 – 5x2 + x + y

c. 4 ( 2x2 – y ) + 3 ( x2 + y )



LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP 
       Mata Pelajaran : Matematika
       Kelas/Semester : VII/1
       Materi   : Aljabar
       Tahun Pelajaran  : 2016/2017
       Waktu Pengamatan : -

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran matriks
Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
Baik jika menunjukkan sudah ada  usaha ambil bagian dalam pembelajaran  tetapi belum ajeg/konsisten 
Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian  dalam menyelesaikan tugas kelompok  secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
Baik jika menunjukkan sudah ada  usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
Sangat baik jika menunjukkan adanya  usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.




LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
       Mata Pelajaran : Matematika
       Kelas/Semester : VII/1
       Materi   : Aljabar
       Tahun Pelajarann : 2016/2017
       Waktu Pengamatan : 10 menit

IIndikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Penjumlahan Aljabar
Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Penjumlahan Aljabar
Terampil jika menunjukkan sudah ada  usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan dengan  Penjumlahan aljabar tetapi belum tepat.
Sangat terampill,jika menunjukkan adanya  usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan penjumlahan Aljabar dan sudah tepat.

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar